Daftar Isi

    Halo sobat-sobat semua, apa kabar? Semoga sehat dan bahagia selalu ya. 

    Kali ini aku mau ngomongin tentang salah satu tradisi unik yang ada di Indonesia, yaitu upacara ngaben di Bali.

    Pasti kamu udah pernah dengar atau lihat upacara ini, kan?

    Upacara ngaben adalah ritual kremasi yang dilakukan oleh umat Hindu di Bali untuk menghormati arwah orang yang meninggal.

    Upacara ini penuh dengan makna dan simbol yang menunjukkan kepercayaan dan budaya Hindu Bali.

    Upacara ngaben juga merupakan salah satu daya tarik wisata yang menarik perhatian banyak orang, baik lokal maupun asing.

    Tapi, apa sih sebenarnya upacara ngaben itu? Apa saja proses dan filosofi yang ada di baliknya? Dan bagaimana pengalaman seseorang yang pernah mengikuti upacara ini? Yuk, kita simak bersama artikel ini sampai habis.

    Siapa tahu kamu jadi tertarik untuk menyaksikan atau bahkan ikut berpartisipasi dalam upacara ngaben di Bali.

    Apa itu Upacara Ngaben?

    Upacara ngaben adalah upacara kremasi yang dilakukan oleh umat Hindu di Bali untuk mengantarkan arwah orang yang meninggal ke alam baka. 

    Kata ngaben berasal dari kata "abu", yang berarti abu jenazah. Upacara ngaben adalah bagian dari siklus hidup manusia menurut ajaran Hindu, yang terdiri dari tiga tahap, yaitu:

     - Manusa yadnya, yaitu upacara yang berkaitan dengan kehidupan manusia, mulai dari lahir, khitanan, pernikahan, sampai meninggal. 

    - Pitra yadnya, yaitu upacara yang berkaitan dengan kematian dan arwah leluhur, seperti ngaben, nyekah, dan memukur. 

    - Dewa yadnya, yaitu upacara yang berkaitan dengan pemujaan kepada dewa-dewa, seperti odalan, galungan, dan kuningan.

    Upacara ngaben adalah salah satu bentuk pitra yadnya yang bertujuan untuk membersihkan arwah dari kotoran-kotoran duniawi dan mengembalikannya ke asalnya, yaitu Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa. 

    Dengan demikian, arwah bisa terbebas dari siklus reinkarnasi atau samsara dan mencapai moksa atau keselamatan. 

    Upacara ngaben juga merupakan bentuk penghormatan dan pengabdian kepada arwah leluhur, yang diyakini masih berpengaruh terhadap kehidupan keluarga yang ditinggalkan.

    Baca juga artikel: 5 Pulau Terpencil di Indonesia Yang Masih Alami Dan Eksotis

    Bagaimana Proses Upacara Ngaben?

    Upacara ngaben adalah upacara yang kompleks dan membutuhkan persiapan yang matang. Upacara ini melibatkan banyak orang, mulai dari keluarga, tetangga, saudara, teman, sampai pemuka agama. Upacara ini juga membutuhkan banyak bahan, seperti kayu, kain, bunga, dupa, sesaji, dan lain-lain.

    Upacara ini biasanya berlangsung selama beberapa hari, tergantung dari kemampuan dan keinginan keluarga. Berikut adalah beberapa tahapan proses upacara ngaben yang umum dilakukan di Bali:

    • Ngenteg linggih

    yaitu tahap dimana jenazah dibersihkan, diurapi dengan minyak wangi, dan diberi pakaian adat. Jenazah kemudian diletakkan di sebuah peti mati yang disebut wadah, yang berbentuk seperti rumah atau pura. 

    Wadah ini biasanya terbuat dari kayu dan dihiasi dengan kain, bunga, dan ornamen lainnya. Wadah ini juga dilengkapi dengan sebuah menara yang disebut bade, yang berfungsi untuk mengangkat wadah saat dibawa ke tempat kremasi.

    Bade ini biasanya memiliki tinggi antara 5 sampai 15 meter, tergantung dari status sosial dan kekayaan keluarga. 

    Bade ini juga dihiasi dengan berbagai ukiran dan gambar yang melambangkan dewa-dewa dan makhluk mitologi. Jenazah dan wadah kemudian diletakkan di sebuah tempat yang disebut sanggah, yaitu tempat pemujaan keluarga yang biasanya berada di halaman rumah.

    • Ngaskara

    yaitu tahap dimana dilakukan upacara pengantar jenazah dari sanggah ke tempat kremasi. Upacara ini biasanya diiringi oleh gamelan, tarian, dan nyanyian yang menggambarkan kesedihan dan kegembiraan. Wadah dan bade dibawa oleh sekelompok orang yang disebut ngusaba, yang berjalan dengan cara mengayun-ayunkan dan memutar-mutarkan wadah dan bade. 

    Hal ini dimaksudkan untuk mengelabui roh-roh jahat yang mengganggu arwah dan untuk menunjukkan rasa hormat kepada arwah.

    Tempat kremasi biasanya berada di sebuah lapangan terbuka atau di pinggir pantai, yang disebut setra. Di setra, sudah disiapkan sebuah tumpukan kayu bakar yang disebut catur muka, yang berbentuk seperti panggung dengan empat sisi. 

    Di atas catur muka, sudah disiapkan sebuah wadah lain yang disebut lembu atau nandi, yang berbentuk seperti sapi atau kerbau.

    Lembu atau nandi ini juga terbuat dari kayu dan dihiasi dengan kain, bunga, dan ornamen lainnya. Lembu atau nandi ini melambangkan kendaraan dewa Siwa, yang diyakini sebagai dewa pencipta, pemelihara, dan pemusnah.

    • Ngaben

    yaitu tahap dimana dilakukan upacara kremasi jenazah. Upacara ini dimulai dengan memindahkan jenazah dari wadah ke lembu atau nandi. Jenazah kemudian diberi sesaji, dupa, dan air suci sebagai simbol pengorbanan, pengharuman, dan penyucian.

    Kemudian, seorang pemuka agama atau pedanda akan menyalakan api di lembu atau nandi dengan menggunakan api suci yang disebut geni agni. 

    Api ini diambil dari sebuah tempat yang disebut padmasana, yang merupakan tempat pemujaan utama di setiap pura.

    Api ini melambangkan api suci yang ada di dalam diri manusia, yang bisa membakar segala kotoran dan dosa. Api ini juga melambangkan api yang ada di dalam diri dewa Siwa, yang bisa menghancurkan segala bentuk dan mengembalikan segala sesuatu ke asalnya.

    Api kemudian akan membakar jenazah dan lembu atau nandi sampai menjadi abu. Proses pembakaran ini biasanya berlangsung selama beberapa jam, tergantung dari ukuran dan bahan lembu atau nandi. Selama proses pembakaran, keluarga dan kerabat biasanya berdoa, bernyanyi, atau menangis untuk mengungkapkan perasaan mereka kepada arwah.

    • Nyekah

    yaitu tahap dimana dilakukan upacara pengambilan abu jenazah dari tempat kremasi. Upacara ini biasanya dilakukan pada hari berikutnya setelah upacara ngaben. 

    Upacara ini dimulai dengan membersihkan tempat kremasi dari sisa-sisa kayu bakar dan ornamen. Kemudian, abu jenazah dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam sebuah wadah yang disebut kubur, yang berbentuk seperti guci atau kendi.

    Kubur ini biasanya terbuat dari tanah liat atau logam dan dihiasi dengan kain, bunga, dan ornamen lainnya. 

    Kubur ini melambangkan tempat penampungan sementara arwah sebelum menuju alam baka. Kubur kemudian dibawa ke sebuah tempat yang disebut memukur, yaitu tempat pelepasan arwah ke alam baka. Memukur biasanya berada di pinggir sungai, danau, atau laut, yang melambangkan sumber kehidupan dan kesucian.

    Di memukur, kubur dibuka dan abu jenazah dikeluarkan. Abu jenazah kemudian dicampur dengan bunga, daun, dan air suci sebagai simbol penghormatan dan penyatuan. 

    Kemudian, abu jenazah dibuang ke air dengan cara dilempar, ditabur, atau ditenggelamkan. Hal ini dimaksudkan untuk mengembalikan arwah ke asalnya, yaitu unsur-unsur alam, seperti tanah, air, api, angin, dan ruang. Dengan demikian, arwah bisa bersatu dengan Sang Hyang Widhi Wasa dan mencapai moksa.

    Apa Filosofi di Balik Upacara Ngaben?

    Upacara ngaben adalah upacara yang penuh dengan filosofi dan simbol yang menggambarkan kepercayaan dan budaya Hindu Bali. Upacara ngaben memiliki beberapa filosofi, antara lain:

    1. Upacara ngaben merupakan bentuk penghormatan dan pengabdian kepada arwah leluhur, yang diyakini masih berpengaruh terhadap kehidupan keluarga yang ditinggalkan. Dengan melakukan upacara ngaben, keluarga berharap arwah leluhur bisa memberikan berkah, perlindungan, dan petunjuk kepada mereka. Upacara ngaben juga merupakan bentuk pengucapan terima kasih dan permohonan maaf kepada arwah leluhur atas segala jasa dan kesalahan yang pernah dilakukan.
    2. Upacara ngaben merupakan bentuk pembebasan arwah dari siklus reinkarnasi atau samsara, yang dipenuhi dengan penderitaan dan kebodohan. Dengan melakukan upacara ngaben, arwah bisa terlepas dari ikatan-ikatan duniawi, seperti harta, keluarga, jabatan, dan lain-lain. Arwah juga bisa terbebas dari karma, yaitu hukum sebab akibat yang menentukan nasib arwah di kehidupan selanjutnya. Dengan demikian, arwah bisa mencapai moksa, yaitu keadaan keselamatan dan kebahagiaan yang abadi.
    3. Upacara ngaben merupakan bentuk pengembalian arwah ke asalnya, yaitu Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa. Dengan melakukan upacara ngaben, arwah bisa bersatu dengan Tuhan, yang merupakan sumber dari segala sesuatu. Arwah juga bisa bersatu dengan unsur-unsur alam, yang merupakan manifestasi dari Tuhan. Dengan demikian, arwah bisa menyadari bahwa dirinya adalah bagian dari Tuhan dan alam, yang bersifat satu dan utuh.

    Kesimpulan

    Upacara ngaben adalah upacara kremasi yang dilakukan oleh umat Hindu di Bali untuk menghormati dan mengantarkan arwah orang yang meninggal ke alam baka. Upacara ngaben adalah upacara yang penuh dengan makna dan simbol yang menunjukkan kepercayaan dan budaya Hindu Bali.

    Upacara ngaben juga merupakan upacara yang mengesankan dan mengharukan bagi siapa saja yang pernah mengikuti atau menyaksikannya. Upacara ngaben menunjukkan kekayaan dan keunikan budaya Bali, yang masih memegang teguh tradisi dan nilai-nilai leluhurnya. Upacara ngaben juga menunjukkan kebersamaan dan kegotongroyongan masyarakat Bali, yang saling membantu dan mendukung dalam menghadapi kematian. Upacara ngaben juga menunjukkan kebijaksanaan dan ketenangan masyarakat Bali, yang menerima kematian sebagai bagian dari kehidupan dan sebagai jalan menuju keselamatan.

    Demikianlah artikel yang aku buat tentang upacara ngaben di Bali. Semoga artikel ini bisa memberikan informasi, pengetahuan, dan inspirasi bagi kamu yang membacanya.

    Jika kamu tertarik untuk menyaksikan atau bahkan ikut berpartisipasi dalam upacara ngaben di Bali, kamu bisa mencari informasi lebih lanjut tentang jadwal dan lokasi upacara ngaben di internet atau media sosial. Atau, kamu bisa menghubungi keluarga, teman, atau kenalan kamu yang tinggal di Bali dan menanyakan tentang upacara ngaben yang akan dilakukan oleh mereka atau orang-orang di sekitar mereka.

    Tapi, ingat ya, jika kamu ingin mengikuti atau menyaksikan upacara ngaben di Bali, kamu harus menghormati dan mengikuti aturan dan adat yang berlaku di sana. Jangan lupa juga untuk membawa kamera atau handphone kamu untuk mengabadikan momen momen-momen indah dan bersejarah yang ada di upacara ngaben.

    Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan kamu tentang upacara ngaben di Bali. Jika kamu punya pertanyaan, saran, atau komentar tentang artikel ini, silakan tulis di kolom komentar di bawah ini. Jangan lupa juga untuk share artikel ini ke teman-teman kamu yang mungkin tertarik untuk tahu lebih banyak tentang upacara ngaben di Bali. Sampai jumpa di artikel selanjutnya.

    Artikel Terkait:
    Tidak ada komentar